Curahan Hati ketika Rindu
Curahan Hati ketika Rindu
Halo kalianku :)
Ini adalah blog pertama saya gayn, dimana disini bakalan berisi tentang curahan-curahan hati yang tengah dilanda kebucinan dari si dia yang gak pernah tau rasanya rindu sendiri :(
Sebelumnya minta maaf sih, soalnya saya belum tau berbagai fitur dari blogger ini, jadi masih berantakan deh tulisanya hehe...
Langsung aja ya gayn ku tularkan virus bucinku :v
Ini tentang perasaan, pilu, sesak, dan berbagai macam bentuk emosi yang kelam aku serap karena mu. Aku tak menyalahkan kamu tentang apa yang aku harap padamu namun tidak kamu balaskan. Ini terjadi karena kesalahanku yang terlalu begitu mengharapkan berlian yang dikelilingi emas, jelas saja batu tak bisa menandinginya.
Aku dibuat insom oleh pikiran-pikiran yang terus memaksa mengingat mu, sungguh khayalku mati karena tak ada yang bisa melerai apa yang aku rasakan ketika itu.
Setiap malam ditemani dinding dengan pelukan hangat dari guling aku pasrah dibawa akal untuk bernada dan bersenandung manis, siapalagi jika bukan kamu yang ku inginkan. Aku senang sekaligus runyam, benar-benar bercampur aduk saat ku berdawai menikmati ceritaku yang mustahil.
Aku tak berani berkata jujur tentang rasa ini.
Banyak ketidakmungkinan yang membuat lemah keberanian. Lagipun aku takut kau marah karena aku bukanlah yang kau harapkan, kau malah menjauh karena aku akan menjadi sosok menjijikan, dan aku tak akan berani lagi bertegur sapa denganmu karena rasa yang sia.
Fikirku ini adalah keputusan yang tepat, jika aku adalah semut yang menyukai gula namun tak bisa merasakan manisnya tak apa aku akan tetap menyukai hal manis tersebut.
Aku senang bisa mengenalmu, lebih jauh dari teman, dan mungkin kita lebih tepatnya adalah sahabat. Aku nyaman denganmu tapi ingin lebih dari sekedar bersenda gurau tanpa bercerita masa depan kita. Yah, aku berlebihan...
Cukup saja, posisi ini akan lebih bahagia, aku yakin itu. Lalu kau ceritakan perasaanmu yang mencintai orang lain kepadaku. Aku bahagia dan tersenyum didepanmu tapi mungkin hatiku menangis sejadi-jadinya kala itu. Bagaimana tidak... Kamu adalah orang yang aku rindukan ketika bulan melontarkan cahaya redupnya dengan aku yang menatap langit-langit kamar dan dengan pikiran yang terus memimpikan kamu. Dengan hati yang menangis namun kupaksakan raut wajah untuk berbahagia tentang rasamu padanya, aku cukup kuat bahkan sangat kuat untuk tersenyum lebar untuk kebahagiaanmu.
Rinduku pada bulan setiap malam adalah kebodohan yang sia-sia. Khayalku pada lampu kamar yang menemani ketika aku tersenyum tipis adalah jurang untuk sakit yang lebih dalam, dan guling yang kupeluk adalah guling bukan kamu seperti yang aku inginkan.
Aku tidak menyesal mengenalmu, namun jika boleh memilih aku ingin tidak pernah mengenalmu sama sekali dari awal. Ini tak lebih dari sakit batuk ataupun flu yang mungkin sembuh beberapa minggu.
Ini tentang aku dan perasaanku yang tak mungkin mendapatimu.
Aku komen sendiri :)
BalasHapusBalas komen sendiri :')
Hapus